Sumbawa Besar, Anugrah Media.Com.
Presiden RI Ir.H. Joko widodo Kamis ( 2/5) kemarin melakukan kegiatan Panen raya jagung di Wilayah Samota Kecamatan Badas , Kabupaten Sumbawa NTB setelah meresmikan bendungan Tiu suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat ( KSB ).
Presedin yang di dampingi Pj. Gubernur NTB Drs.H.Lalu Gita Aryadi bersama menteri pertanian Dr. Ir. H Andi Amram Sulaiman.M.P. dan Menteri perdangangan Dr ( Hc ) Zulkifli Hasan. SE.MM. serta menteri PUPR Basuki Hadi muljono di sambut oleh Bupati Sumbawa Drs.H.Mahmud Abdullah dan Wakil Bupati Hj.Dewi Noviani.M.Pd. dilokasi panen bersama masyarakat tani.
Dalam kesempatan tersebut Presidin RI Ir.H.Joko widodo menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak. Hal ini disampaikan usai Presiden Jokowi bersama Menteri Pertanian dan perdagangan usai meninjau panen raya.
Di sisi lain Presiden RI. Joko widodo menuturkan harga ditingkat petani seringkali tidak stabil dan cenderung menurun saat memasuki masa panen raya.“Ini memang baru panen besar jagung, baik di Sumbawa, Dompu, waktu itu kita lihat di Gorontalo, semuanya panen, sehingga yang terjadi adalah harga turun karena over supply,” ungkap Presiden Jokowi dihadapan Poktan Kedawan, Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa yang salah satu wilayah sentra jagung di NTB.
Presiden Jokowi meminta agar semua pihak mengambil langkah kobaloratif yang strategis, agar terbentuk harga yang seimbang, termasuk harga dilevel petani. Peningkatan produktivitas melalui penggunaan benih unggul misalnya, menjadi salah satu langkah strategis yang dapat ditempuh petani agar dapat mendapat keuntungan yang lebih layak dan stabil. “Yang paling penting menurut dirinya produktivitasnya harus naik, misalnya disini pakai Benih Tangguh, hasilnya tadi saya tanya 7, 8 ton kalau yang BC juga sama bisa 7, 8, 9 ton tapi ada juga yang dibawah 5 ton, rata – rata 5 ton, nah dengan harga 4.200 harganya itu tidak nutut,” terangnya.
Sementara Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengungkapkan April dan Mei menjadi puncak panen raya jagung disejumlah daerah di Indonesia. Dengan kondisi tersebut, dirinya mengatakan ada potensi harga kemungkinan turun, bahkan anjlok di bawah harga acuan pembelian (HAP) Untuk itu, meminta semua pihak untuk bisa mengantisipasi kemungkinan harga pembelian dapat menurun ( AM / RR )