HeadlineNasional

Prestasi Internasional: Mahasiswa UIN Maliki Malang Raih Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah di Forum ADIA Internasional 2025

Jakarta, Anugerah Media – Dua mahasiswa inspiratif dari Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Adalah Muhammad Nur dan Nur Latifatul Qalbi, atau akrab disapa Nur dan Ifa, yang berhasil meraih Juara 2 dalam kompetisi karya tulis ilmiah tingkat internasional yang digelar dalam rangkaian Forum ADIA & Konferensi Internasional 2025, berlangsung pada 21–25 Juli 2025 di Syariah Hotel Solo dan Aula FAB UIN Raden Mas Said Surakarta.

Capaian tersebut menjadi bukti nyata kiprah generasi muda Indonesia dalam pengembangan ilmu pengetahuan berbasis budaya dan digitalisasi global. Penelitian dua mahasiswa ini yang berjudul “Media Framing Analysis of Nickel Mining Issues in Raja Ampat: Impacts on Cultural Resilience and Digital Literacy of Diverse Communities”, yang berhasil dan tembus memenangkan lomba karya tulis internasional ini tak hanya membawa pulang medali, keduanya juga menguatkan posisi mahasiswa Humaniora sebagai aktor aktif dalam membangun sinergi akademik dan memperluas jaringan kolaborasi keilmuan lintas negara.

“Ajang ini bukan hanya perlombaan, tapi sebuah titik temu penting para akademisi dari berbagai penjuru dunia. Kami merasa bangga bisa berkontribusi, sekaligus memperlihatkan bahwa mahasiswa Indonesia siap bersaing di panggung global,” ujar Muhammad Nur kepada awak media Anugerah melalui reales pers.

Muhammad Nur dan Nur Latifatul Qalbi yang berasal dari Bima-NTB tersebut memberikan penjelasan bahwa Forum ADIA tahun ini mengangkat tema “Cultural Resilience and Digital Literacy for the Diverse Society” atau Ketahanan Budaya dan Literasi Digital untuk Masyarakat yang Beragam.

Tema ini merespons tantangan dunia modern, khususnya dalam menjaga nilai-nilai budaya di tengah arus digital yang terus berkembang.

Terpisah dalam sambutan ketua Forum ADIA, Dr. M. Faisol menegaskan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dengan kecakapan digital agar ilmu humaniora dan adab tetap adaptif serta transformatif.

“Ini adalah ikhtiar bersama untuk menjaga relevansi keilmuan kita sekaligus memperkuat daya tahan budaya bangsa,” tegasnya.

Tak kurang dari ratusan peserta dari dalam dan luar negeri turut menjadi peserta lomba dan hadir dalam forum ini. Mulai dari dosen, mahasiswa, peneliti, hingga praktisi ilmu sosial, dakwah, humaniora, dan budaya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh para dekan, ketua jurusan, hingga pengelola program studi dari seluruh PTKIN se-Indonesia dan sejumlah universitas mitra internasional.

Terpisah diwawancarai, Dr. Abdul Muntaqim Al Anshory, S.Hum., M.Pd. memberikan apresiasi atas pencapaian dua mahasiswanya. Dan menyerukan untuk dapat dicontoh oleh mahasiswa dan generasi muda saat ini.

“Sebagai pembimbing, saya merasa sangat bangga dan bersyukur atas prestasi dua mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Mas Muhammad Nur dan mbak Nurlatifatul Qalbi, yang berhasil meraih juara 2 dalam ajang LKTI ADIA International Festival 2025.

Karya tulis mereka yang berjudul ‘Media Framing Analysis of Nickel Mining Issues in Raja Ampat: Impacts on Cultural Resilience and Digital Literacy of Diverse Communities’ menunjukkan keberanian berpikir kritis, kepekaan terhadap isu kemasyarakatan, dan kemampuan analisis mereka yang sangat baik. Yang menarik, keduanya adalah kakak beradik asal Bima, NTB, yang memiliki semangat kolaboratif dan etos kerja yang luar biasa.

Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa dari jurusan humaniora, khususnya Bahasa dan Sastra Arab, juga mampu memberikan kontribusi ilmiah yang relevan dan kompetitif dalam berbagai isu kontemporer.

Saya berharap capaian ini bisa menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan melatih kepekaan mereka terhadap realitas sosial melalui pendekatan akademik.” tutup Abdul Muntaqim dalam komentarnya.

Untuk diketahui bahwa asosiasi keilmuan, ADIA (Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab) dibentuk sebagai wadah kolaborasi para dosen Fakultas Adab dari seluruh PTKIN yang berada di bawah koordinasi Kementerian Agama RI.

Organisasi ini pertama kali dideklarasikan di Banda Aceh pada Forum Dekan ke-VIII.

“Kami, saya dan saudara Nur melihat ini sebagai momen penting untuk menunjukkan bahwa potensi akademik mahasiswa Indonesia tidak kalah bersaing. Tapi lebih dari itu, tantangan kita ke depan adalah memperkuat dukungan pembinaan dan pendanaan riset agar kualitas SDM bangsa benar-benar dapat melesat,” ujar Nur Latifatul Qalbi atau biasa disapa Ifa, penuh semangat.

Melalui forum ini, diharapkan lahir kolaborasi-kolaborasi lintas disiplin dan institusi yang berkelanjutan dalam pengembangan humaniora, baik di tingkat nasional maupun global. (AM/IM)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Exit mobile version