Kota Bima, Anugerah Media – Yayasan Humanis Indonesia (YHI) lahir dari kolaborasi aktif antara Hivos yang berbasis di Belanda dan beberapa akademisi dan pemimpin masyarakat sipil di Indonesia. Bergerak untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan di bidang sosial, kesehatan, dan budaya, YHI Foundation ingin mewujudkan hak untuk kebebasan, martabat dan semangat untuk menciptakan masyarakat yang adil dan toleran.
Hadir 35 orang peserta, terdiri dari sekretaris Bappeda Arif, Sekretaris BPBD Pujawan, seklur Paruga, LSM LP2DR Bima, Komunikasi Madasigi, RT/RW, Toga dan Toma dari Kelurahan Paruga dan Sarae.
Narasumber Hamong dari Yayasan Humanis Indonesia dan DR. Paksi Walandouw dari Universitas Indonesia
Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu, memaparkan temuan hasil penelitian kepada pengambil Kebijakan dan Pemangku kepentingan di Kota Bima. Mengidentifikasi keselarasan antara temuan penelitian dan kebijakan serta program terkait pemukiman kumuh di Kota Bima. Mengidentifikasi kebijakan dan program yang mungkin dilakukan berdasarkan hasil penelitian melalui pendekatan yang inklusif dan Partisipatif.
Hamong Dalam Sambutannya menyampaikan, Pihaknya bisa sampai di kota Bima bersama UI, baik itu Universitas Pendidikan Semarang dan Universitas Pendidikan Bandung dan universitas Belanda melakukan riset di tiga kota, Pontianak, Manadoo dan Bima.
Ketanggungan kita terhadap bencana terutama bencanan sumber daya air terutama (Kekeringan dan krisis air bersih) di pemukiman kumuh yang ada di Kota Bima.
Kami berkeinginan bahwa rizet itu tidak selalu hanya sebuah dokumen, kami ingin rizet itu punya kontribusi untuk masyarakat.
Situasi bencana seperti, kekurangan air bersih, kekeringan dan Banjir dengan daya tahan kita bisa bangkit atau justru rasa bahagia bisa kurang.
Dari tahun 2021 kita melakukan riset projek Rise ini untuk melihat sejauh mana temuan yang ada di kota Bima bisa disampaikan ke peserta.
Harapanya, Mudah – Mudahan diskusi hari ini mendapat banyak masukan dan banyak gagasan agar kota Bima lebih baik dan lebih maju ke depannya nanti.
Sementara itu, Sekretaris Bappeda Arif menyampaikan, soal bencana Banjir bandang di Kota Bima dulu Alhamdulillah tidak ada korban jiwa.
Hal- hal yang membuat masyarakat Kota Bima Trauma yang mendalam adalah bencana banjir. Aspek pislogi ini menjadi salah satu alat riset.
Baggaiman daya tahan kota Bima terhadap Bencana yang ada bisa kuat dan tangguh menghadapinya.
“Kita sedang melaksanakan upaya konstruktif bagaimana cara mengurangi dampak bencana, sekarang sedang dilakukan perbaikan (normalisasi ) sungai padolo dengan dana bantuan dari jica.
Kita akan melaksanakan penguatan drainase di Amahami taman ria dan beberapa sungai selama lima tahun. Drainase primer Dari Dara sampai dengan Ni’u.
Disisi lain kita juga lagi memikirkan bagaiman cara penanggulangannya di hulu. Pemkot Bima sudah melakukan berbagai langka untuk penanganan banjir di hulu.
Dari kegiatan ini diharapkan adanya pengetahuan bersama mengenai tentang hasil penelitian yang Dilakukan oleh proyek Rise. Teridentifikasinya kebijakan dan Program Kota Bima yang telah dilakukan terkait permukiman kumuh serta upaya ke depan yang perlu dilakukan berdasar temuan penelitian dari proyek Rise. (AM/IM)