Mataram

UMKM NTB: ‘’ Lentur di Tengah Krisis, Tangguh Menatap Masa Depan’’

Widyaiswara Ahli Utama Balatkop UKM NTB, Andi Pramaria, Soroti Peran Strategis UMKM dan Harapan bagi Generasi Muda

Photo: Anugerah Media Sumbawa

Mataram, anguerah-media.com (19 September 2025)

 Dalam sebuah wawancara eksklusif di kantor Balai Latihan Koperasi dan UKM NTB, Widyaiswara Ahli Utama Andi Pramaria menegaskan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung ekonomi Nusa Tenggara Barat. Di tengah minimnya usaha besar dan tantangan global, UMKM NTB justru menunjukkan ketangguhan luar biasa.

“Usaha besar di NTB hanya sekitar 89 unit, menengah 514, sementara usaha mikro dan kecil mencapai lebih dari 324 ribu. Kenapa dominan? Karena mereka lentur—fleksibel menghadapi krisis,” ujar Andi.

Ia mencontohkan saat NTB dilanda gempa dan pandemi, banyak usaha besar kolaps karena tidak mampu beradaptasi. Sementara UMKM, terutama usaha mikro, justru berkembang. Ketika masyarakat harus tinggal di rumah, usaha besar seperti mal dan supermarket terpaksa tutup karena tidak memiliki sistem penjualan fleksibel seperti COD. Sebaliknya, usaha mikro cepat menyesuaikan diri dengan kebutuhan lokal.

 Tantangan Digital dan Proteksi Kebijakan

Meski tangguh, UMKM NTB menghadapi tantangan serius dalam hal digitalisasi. Keterampilan penggunaan gadget dan aplikasi masih rendah, terutama di kalangan pelaku usaha mikro yang berasal dari masyarakat kecil.

Namun, menurut Andi, ada angin segar dari sisi kebijakan. Strategi proteksi seperti WTO 0.5, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), dan penerapan standar G.A.P (Good Agricultural Practices) memberi ruang bagi UMKM lokal untuk tetap kompetitif. MEA, misalnya, membuka pasar regional, namun juga menuntut kualitas produk yang tinggi. G.A.P mendorong pelaku usaha untuk menjaga mutu dan keamanan produk, terutama di sektor pertanian dan pangan.

“Saran saya kepada pelaku UMKM: tingkatkan kualitas produk, beri label yang dikenal di daerah asal. Nama lokal yang kuat bisa menjadi pintu branding ke pasar nasional dan internasional. Tapi kualitas tetap nomor satu,” tegasnya.

Inovasi, Kolaborasi, dan Harapan untuk Generasi Muda

Andi juga menyoroti pentingnya inovasi dan kolaborasi. Ia menyebut sinergi antara desa wisata dan UMKM sebagai model ekonomi berbasis komunitas yang menjanjikan. Produk lokal yang dikemas dengan narasi budaya dan pengalaman wisata mampu menarik pasar yang lebih luas.

Harapan besar juga ditujukan kepada generasi muda NTB. Menurutnya, anak-anak muda harus berani berkreasi, tidak terpaku pada jurusan pendidikan atau harapan menjadi PNS/P3K.

“Mindset harus diubah. Kalau tak ada peluang di jalur akademik, tekuni hobi dan bidang baru. Bangun mental kuat, cintai produk lokal, dan percaya bahwa karya anak bangsa tak kalah dari produk luar.”

UMKM pertukangan

Ibu-ibu pelaku UMKM menunjukkan semangat kolaborasi dalam pelatihan kuliner komunitas. Dari dapur sederhana, lahir kreasi yang menghidupi harapan

Ia juga mendorong pemerintah untuk lebih aktif membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mencintai produk dalam negeri, melalui edukasi, kampanye, dan insentif kebijakan.

 Andi Pramaria bukan sosok baru dalam birokrasi NTB. Beliau  pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kehutanan, Staf Ahli Bidang Sosial dan Kemasyarakatan, dan kini menjadi Widyaiswara Ahli Utama di Balatkop UKM NTB. Ia juga dikenal sebagai rekan kuliah Presiden Joko Widodo di Fakultas Kehutanan UGM, dan aktif dalam berbagai forum pengembangan SDM dan koperasi.

UMKM bukan sekadar sektor ekonomi—ia adalah cerminan daya lentur masyarakat NTB. Di tangan generasi muda yang kreatif dan bermental kuat, serta dengan dukungan kebijakan yang berpihak, UMKM NTB tak hanya bertahan, tapi siap menembus batas.

Dan seperti yang disampaikan Andi Pramaria, kekuatan UMKM bukan terletak pada skala, melainkan pada semangat adaptif dan akar komunitas yang menyatu dengan denyut kehidupan lokal. Dari warung kecil di sudut desa hingga produk kreatif yang menembus pasar digital, UMKM NTB adalah bukti bahwa ketahanan ekonomi bisa tumbuh dari kesederhanaan yang lentur, bukan dari kemegahan yang kaku.(AM/W)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Exit mobile version