Sumbawa Besar, Agustus 2024 – Risiko dan ketidakpastian global cenderung meningkat menyebabkan pelemahan prospek ekonomi global. Gejolak pasar keuangan di Amerika Serikat yang ditandai dengan volatilitas nilai tukar dan peningkatan yield obligasi memberikan tekanan pada pasar keuangan global. Peningkatan ketegangan politik di beberapa wilayah dunia berimplikasi terhadap dinamika harga energi, gangguan rantai pasok, dan peningkatan inflasi di level global. Aktivitas manufaktur global mulai terkontraksi di Juli 2024 yang disebabkan oleh pelemahan permintaan global. Perkembangan harga komoditas global untuk energi dan pangan masih bergerak fluktuatif dan cenderung menurun. Tingkat suku bunga global masih bertahan di level tinggi meskipun tingkat inflasi mereda, terutama di Amerika Serikat. Beberapa gejolak ekonomi dunia tentu berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II 2024 masih dapat mencapai 5,08%(yoy). Perkembangan ekonomi nasional tetap kuat didorong oleh konsumsi masyarakat dan kinerja eksternal yang tetap terjaga serta penguatan aktivitas sektor manufaktur. Perkembangan leading indicators (indikator penentu) yakni PMI Manufaktur terkontraksi pada level 49,3 dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tetap kuat berada pada level 123,4.
Kinerja pelaksanaan APBN di wilayah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sumbawa Besar sampai dengan bulan Juli 2024 menunjukkan angka positif. Realisasi pendapatan terus mengalami pertumbuhan tajam baik dari dari perpajakan, kepabeanan dan cukai, serta PNBP. Berdasarkan data yang dibukukan pada KPPN Sumbawa Besar dan dihimpun dari OMSPAN (Online Monitoring SPAN) dan MonSAKTI, realisasi pendapatan negara sampai 31 Juli 2024 mencapai Rp3,4 triliun (meningkat 305 persen (yoy)) dan realisasi belanja negara mencapai Rp1,9 triliun atau 58,5 persen dari pagu senilai Rp3,27 triliun (meningkat 1,93 persen (yoy)) dengan detail (I-account) sebagaimana dalam tabel. Pendapatan terbesar masih dari Bea Keluar dari PT. AMNT terkait dengan ekspor konsentrat tembaga. Pendapatan Bea Keluar sampai dengan bulan Juli 2024 sebesar Rp2,27 triliun, mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pertumbuhan signifikan juga di sektor pajak dalam negeri yang menunjukkan adanya peningkatan kegiatan ekonomi di wilayah Sumbawa dan Sumbawa Barat.
Realisasi belanja pegawai dan belanja barang sudah menunjukkan angka yang baik. Belanja pegawai terealisasi Rp156,23 miliar atau 65,9 persen dari pagu. Realisasi ini digunakan untuk pembayaran Gaji dan Tunjangan ASN/TNI/Polri termasuk pembayaran THR dan Gaji ke-13 ASN/TNI/Polri.
Belanja barang terealisasi Rp214 miliar atau 62,2 persen dari pagu. Realisasi belanja barang mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 (meningkat 72,49 persen (yoy)). Realisasi belanja barang didominasi untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan Pemilu 2024 serta pembangunan jalan dan jembatan daerah (realisasi Inpres Jalan Daerah khususnya proyek jalan Samota Lanjutan).
Realisasi belanja modal mencapai 35,35 miliar atau 37,9 persen dari pagu. Persentase realisasi terhadap pagu belanja tersebut mengalami kenaikan apabila dibandingkan dari tahun sebelumnya pada periode yang sama. Realisasi rendah pada belanja modal terlihat rendah karena ada kenaikan pagu lebih dari 100% pada awal bulan Juli 2024. Realisasi Belanja Modal pada akhir Juni 2024 sudah mencapai 75% dari pagu, namun karena ada tambahan pagu menjadi kurang dari 50%. Berikut belanja K/L (satuan kerja) per Kabupaten per tanggal 31 Juli 2024:
Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) sampai 31 Juli 2024 sebesar Rp1,5 triliun (58,1 persen dari pagu). Realisasi tersebut terdiri dari peyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp236,8 miliar (64,48 Persen dari pagu); Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp848,42 Miliar (60,9 persen dari pagu); Penyaluran Dana Transfer Khusus (Dana Alokasi Khusus Fisik dan Non Fisik) sebesar Rp221,91 miliar (36,22 persen dari alokasi). Berikut realisasi Transfer ke Daerah (TKD) untuk kedua kabupaten wilayah kerja KPPN Sumbawa Besar per 31 Juli 2024:
Kinerja APBD Kabupaten Sumbawa sampai akhir Juli 2024
Kinerja Realisasi Pendapatan Daerah tercatat Rp 1,12 Triliun atau 55,65 dari rencana anggaran. Pendapatan Daerah Kab. Sumbawa tertinggi masih berasal dari Pendapatan Transfer dengan jumlah realisasi sebesar Rp 984,703 Miliar (56,99 persen dari rencana anggaran), diikuti oleh Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 126,10 Miliar (49,01 persen dari target), dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Rp 13,12 Miliar (38,10 persen dari target). Dominasi Realisasi Pendapatan Transfer cukup tinggi sebesar 87,61% dari total realisasi Pendapatan Daerah Kab. Sumbawa. Hal ini mengindikasikan dana transfer pemerintah pusat masih memegang peranan sangat penting dalam pelaksanaan operasional daerah pada Kab. Sumbawa.
Kinerja Realisasi Belanja Daerah mencapai Rp 953,9 Milliar (47,94 persen dari target), yang terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp 771,2 Miliar (51,14 persen dari target), Belanja Modal sebesar Rp Rp 17,7 Miliar (9,53 persen dari target), Belanja Tidak Terduga sebesar Rp 2,99 Miliar (29,09 persen dari target), dan Belanja Transfer sebesar Rp 161,9 Miliar (56,76 persen dari target).
Proporsi terbesar Realisasi Belanja Daerah merupakan Realisasi Belanja Operasi dengan jumlah proporsi 80,85% dari total realisasi Belanja Daerah. Realisasi Belanja Operasi Terbesar adalah Belanja Pegawai sebesar Rp 545,97 Miliar (60,10 persen dari target), diikuti Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp 166,1 Miliar (33,29 persen dari target), Belanja Hibah sebesar Rp 57,7 Miliar (59,77 persen dari target), dan Belanja Bunga sebesar Rp 1,38 Miliar (89,09 persen dari target). Sedangkan, Proporsi terkecil Realisasi Belanja Daerah yaitu Belanja Bantuan Sosial dengan realisasi sebesar Rp 95 juta (3,74 persen dari target).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan pelaksanaan APBD Sumbawa tahun 2024 antara terkait kemandirian keuangan daerah dan kualitas pelaksanaan belanja daerah. PAD yang porsinya masih kecil sekitar (12%) menunjukkan ketergantungan pada transfer pemerntah pusat masih sangat tinggi. Pemerintah Daerah perlu melakukan inovasi-inovasi untuk peningkatan PAD agar kemandirian keuangan daerah meningkat. Realisasi belanja daerah masih didominasi oleh belanja operasi sedangkan belanja modal realisasinya masih sangat rendah. Belanja operasi pada semester I tahun ini ditopang adanya gaji ke 13 dan THR yang cukup besar. Rendahnya realisasi belanja modal menunjukkan adanya persiapan pelaksanaan perlu ada peningkatan lagi. Belanja modal pada kabupaten Sumbawa ini juga masik di dominasi oleh DAK Fisik yang pada tahun 2024 terdapat kelambatan karena berbagai hal termasuk keterlambatan penerbitan peratuaran presiden terkait Petunjuk Teknis dan permasalahan terkait lelang yang masih belum berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Keterlambatan realisasi belanja modal ini perlu dikaji dan menjadi lesson learn untuk pelaksanaan anggaran tahun berikutnya.