Sumbawa Besar, anugerah-media.com (29 Maret 2023)
Hingga akhir Februari 2023, APBN menunjukkan kinerja yang sangat baik. Dari sisi penerimaan negara, realisasi pendapatan dan hibah yang tercatat sampai dengan Februari 2023 sebesar Rp 279,14 Miliar. Kontribusi terbesar masih berada pada komponen Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional dengan realisasi sejumlah Rp 181,3 miliar yang terdiri dari Bea Masuk sebesar Rp 19,8 Miliar (19,56% dari target) dan Bea Keluar sebesar Rp 161,5 Miliar (44,63% dari target).
Hal ini dikarenakan penerimaan pajak perdagangan internasional di dominasi oleh kegiatan ekspor konsentrat tembaga ke beberapa negara tujuan seperti Filipina, Jepang, Korea, China, dan India. Sedangkan realisasi penerimaan pajak dalam negeri mencapai Rp 89,7 miliar atau 10% dari target penerimaan perpajakan, yang terdiri komponen PPh sejumlah Rp 59,4 Miliar, PPN sejumlah Rp 28,9 Miliar, PBB Rp 8,6 Juta dan Pajak Lainnya sejumlah Rp 1,3 Miliar. Sementara itu, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 8 Miliar. Penerimaan negara di awal tahun ini sudah sangat optimal. Jika berlangsung terus sampai dengan akhir tahun, maka diprediksi dapat mencapai dua kali lipat dari target. Penerimaan negara yang sangat baik, seharusnya selaras dengan perkembangan ekonomi daerah.
Dari sisi pengeluaran negara, realisasi belanja negara di Sumbawa Besar sampai dengan akhir Februari 2023 mencapai Rp 494,8 Miliar atau 15,23 persen dari pagu Belanja Negara yang berjumlah Rp 3,24 Triliun. Data berdasarkan aplikasi OMSPAN menunjukkan realisasi belanja negara di Sumbawa Besar sampai dengan akhir Februari 2023 terdiri dari Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 54,3 Miliar dan TKDD sebesar Rp 440,4 Miliar.
Realisasi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) terdiri dari realisasi belanja pegawai Rp 20 Miliar (12,55 persen dari pagu belanja pegawai), belanja barang Rp 20 Miliar (8,57 persen dari pagu belanja barang), dan belanja modal Rp 7 Miliar (13,10 persen dari pagu belanja modal. Berdasarkan data realisasi jenis belanja, terdapat hal positif yaitu besaran belanja modal di awal tahun ini. Target sampai dengan triwulan I hanya sebesar 10%, namun sampai dengan Februari 2023 sudah mencapai 13%. Akselerasi belanja modal ini semoga akan terus terjadi sepanjang tahun sehingga akan lebih bermanfaat bagi masyarakat karena belanja modal mempunyai multiplier effect yang besar. Hal yang cukup menjadi perhatian adalah belanja barang yang percepatannya masih lambat, padahal belanja ini juga cukup banyak berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan untuk penyaluran Transfer ke Daerah (TKD) di wilayah KPPN Sumbawa Besar sampai dengan 28 Februari 2023, tumbuh positif 16,05 persen (yoy) dengan kenaikan 6 persen dari bulan sebelumnya. TKD dimaksud terdiri atas Dana Alokasi Umum Rp 236,5 Miliar untuk wilayah Kabupaten Sumbawa Rp 159,2 Miliar dan Kab. Sumbawa Barat Rp 77,3 Miliar; Dana Alokasi Khusus Non Fisik Rp 35,99 Miliar untuk wilayah Kab. Sumbawa sebesar Rp 28,48 Miliar dan Kab. Sumbawa Barat sebesar Rp 7,5 Miliar; Dana Bagi Hasil Rp 122,3 untuk Kabupaten Sumbawa Rp 36 Miliar dan Kabupaten Sumbawa Barat Rp 86,2 Miliar; dan Dana Desa Rp 45,5 Miliar untuk wilayah Kab. Sumbawa sebesar Rp 40,4 Miliar dan Kab. Sumbawa Barat sebesar Rp 5 Miliar. Sedangkan untuk Dana Alokasi Khusus Fisik sampai dengan akhir Februari 2023 masih belum ada pencairan dana pada kedua kabupaten. Hal yang menjadi perhatian bahwa DAU yang sudah tersalur sampai dengan saat ini hanya yang bersifat block grant, sedangkan yang specific grant belum tersalur. Ini mememerlukan dukungan pemerintah daerah untuk mempercepat proses persyaratan agar dana DAU yang sudah ditentukan penggunaannya (specific grant) dapat segera disalurkan.
Kinerja APBD Kabupaten Sumbawa sampai akhir Februari 2023 ditunjukkan dengan realisasi belanja yang mencapai Rp 106,4 Miliar atau 5,22 persen dari pagu belanja, yang terdiri dari belanja operasional Rp 91,3 Miliar, belanja modal Rp 1,84 Miliar, belanja tidak terduga Rp 2,8 Miliar dan belanja transfer Rp 10,4 Miliar. Sedangkan realisasi pendapatan daerah telah mencapai Rp 208,2 Miliar atau 10,57 persen dari pagu pendapatan dan didominasi oleh komponen pendapatan dari dana transfer sebesar Rp 199,8 Miliar atau 96 persen dari total pendapatan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKD masih menjadi faktor dominan untuk pendanaan pada Kabupaten Sumbawa.
Kinerja APBD Kabupaten Sumbawa Barat sampai akhir Februari 2023 ditunjukkan dengan realisasi belanja mencapai Rp 49,1 Miliar atau 4,53 persen dari pagu belanja, yang terdiri dari belanja operasional Rp 44,3 Miliar, belanja modal Rp 1,7 Miliar, belanja tidak terduga Rp 400 Juta dan belanja transfer Rp 2,7 Miliar. Sedangkan realisasi pendapatan daerah telah mencapai Rp 180,2 Miliar atau 17,69 persen dari pagu pendapatan dan didominasi oleh komponen dari dana transfer sebesar Rp 173,2 Miliar atau 96 persen dari total pendapatan daerah. Hal ini juga menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKD masih menjadi faktor dominan untuk pendanaan pada Kabupaten Sumbawa Barat.
Berdasarkan data realisasi APBD di kedua Kabupaten ini memerlukan akselerasi/percepatan agar setidaknya tidak terlalu jauh dengan kinerja APBN. Semakin cepat realisasi APBN akan semakin berdampak positif bagi perekonian daerah. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi daerah masih didominasi oleh konsumsi masyarakat dan pengeluaran pemerintah (goverment expenditure).(AM/*)